Selasa, 06 Mei 2008

Absurd education create an absurd future

Kadang2 gw berpikir, apa sih gunanya sekolah? banyak orang yang selesai skolah trus kuliah en kerja, tapi permasalahannya: kayaknya kita gak perlu make persamaan phytagoras, tidak 'membedah' kalimat dari bos menjadi subjek-predikat-objek, tidak melakukan teknik drible bola kaki, tidak ngebedah kodok, tidak membuat rangkaian listrik, dll (paling engga kita cuma pake salah satu d...).

And this is where the problem lies. Manusia memang makhluk yang memiliki kemampuan untuk menyimpan knowledge dalam skala yang luar biasa (katanya sih bisa ngalahin komputer yang memorynya paling gede) tetapi masa' kita masukkin sampah seperti 'hidup selaras, serasi dan seimbang', ngapalin nama2 mentri yang notabene bakal terus diganti tiap pemilu, dan belajar secata 'teori' sikap2 yang kaga bakal kepake di kehidupan nyata? di mana2 masukkin yang namanya 'junk' ke dalam apapun (kecuali tong sampah) itu namanya 'bego' right?

Here's some useless field that we study at school:

field #1: PPKn
salah satu mata pelajaran yang kalo ujian bikin gw ngomong 'wadefak' karena dari pilihan ganda A,B,C,D dan E semuanya benar dan kita diminta untuk menjawab yang PALING BENAR. wew... cape deh... kalo dikau milih A dan dia mau jawabannya B, maka mati anda, mati! -> sebuah mata pelajaran dengan parameter yang kaga jelas...

field #2: History a.k.a Sejarah
another WTF-ing subject. tapi di sini bukan di jawabannya melainkan di materi seperti Mengapa Kapitan Patimura bisa tertangkap? (Takdir pak! huehehehe...), memangnya kita akan mengulang masa lalu? Memang ada sebagian yang penting kayak kapan Indonesia merdeka (ini penting! soalnya kita bisa makan krupuk gratis tanggal ini!) tapi apakah yang lainnya penting? mungkin kalo u mau kerja jadi arkeolog ato peneliti sejarah baru kepake... tapi apa seorang programmer pake? apa seorang ahli botani pake? i don't think so... why do we burdened with this?

field #3: Religion a.k.a Agama (mao agama apapun terserah)
A field that is absurd and WTF-ing. Apakah seorang Katolik harus belajar agama Islam atau sebaliknya? dan apakah hubungan seorang manusia dan Tuhannya harus dipaksakan? (um... some school the student to enter their religion. IT IS ABSURD!!) Apakah belajar sejarah agama akan mempengaruhi kualitas imannya? wew... those fools made up things...

Aside from the unnecessary field that are forced to the students to learn, there's other thing that bugging me. The Nation's Final Exam (UAN) that is. Why? because it can shut one's future for the rest of his life in a unreasonable way. -> some student commit suicide ne?
here's some example: if a student got a straight A and he/she failed in let's just say civic (PPKn) (40 or so) because of some 'the truest answer' case, did he deserve to fail? Something is wrong here huh...

Recently, i have a thought that This country doesn't really care about education at all. They made up stupid rule (a LOT!) to keep us thinking that they care. just look at the teacher's salary (some of them maybe deserve it!), the curriculum and the standard! all of them are unreasonably expensive compared to the fund we spend for it... (in my point of view that is) Someone have to do something about this i'm sure...

1 komentar:

Seyren mengatakan...

*angkat tangan* (alah)

Saya setuju sama bagian yang PPKN (kalo cuma teori belaka tapi ga diterapkan ke dalem kehidupan sebenernya, buat apa? Bukannya lebih baik kalo dipraktekkan tanpa teori dan segala wadefak itu? Toh bangsa Indonesia dari dulu belajar PPKN tapi kelakuannya banyak yang busuk juga).

Tapi kalo sejarah dianggep ga penting buat diajarin, rasanya ay kurang setuju. Kalo menurut gw sih (menurut gw loh), sejarah itu kan catetan dari udah seberapa jauh bangsa kita berjalan, catetan penting mengenai perubahan-perubahan besar yang pernah terjadi dan membentuk negara kita sekarang. Sama kaya manusia, kalo manusia ngelupain sejarah dirinya sendiri, manusia tersebut jadi ga punya identitas kan? Kalo generasi-generasi baru itu sama sekali buta sejarah, itu kan sama aja bangsa kita kehilangan identitasnya.. Karena kalo kita ga kenal sejarah sama sekali, imbasnya bakal ke mana-mana, termasuk ke kebudayaan sama kesenian juga (yang 'akar'nya berangkat dari sejarah). :)

Kalo kita seenaknya 'putus hubungan' dengan sejarah, kita ga akan unik lagi. Contohnya Amerika, Amerika menghapus bagian dari sejarah mereka sendiri (Indian), dan sebage akibatnya, Amerika ga punya 'akar', cuma punya kebudayaan pop; kebudayaan yang universal tapi ga unik.

Bukan berarti kita musti paham abis ama yang namanya sejarah (gw juga lupa kenapa Patimura bisa ketangkep), tapi paling enggak tau lah kenapa bangsa kita bisa jadi seperti sekarang ini, tau udah seberapa jauh kita berkembang, tau berapa banyak perubahan yang udah terjadi pada bangsa kita and ultimately, pada diri kita sendiri (dan menurut gw ini penting buat siapa aja, ga cuma arkeolog ato ahli sejarah).

Dan yang paling penting, kita bisa belajar supaya buat jangan melakukan kesalahan yang sama ama pendahulu kita, jangan dibaek-baekin dikit langsung mau dijajah. :) (alah)