Selasa, 25 November 2008

Believe... truth...

*Post ini agak keras mengarah ke atheis. gomenne?*

Have you ever think about the origin of believes? Have you ever thought about the 'righteousness' of believes? Have you ever trace the reason why is there such word as believe? Have you ever thought why some believe lost and just become a part of history? I have... >_<

Believe alias kepercayaan merupakan sebuah 'ilmu pengetahuan' yang 'menjelaskan' hal-hal yang tidak bisa dimengerti oleh akal sehat. Singkatnya, jika waktu kecil u mengira ada monster di dalam lemari pakaian, that's your believe, jika anda percaya perkataan orang tua u kalo malam hari banyak seran, that's also your believe. Other things like legend, superstitios, religion ,etc are put in the same category: believe, sebuah asumsi akan sesuatu yang tidak jelas dan masih dipertanyakan kebenarannya.

Kepercayaan merupakan salah satu aspek manusia yang Ten Ryu bisa bilang agak menyeramkan. Manusia bisa menghilangkan nyawa orang lain karena kepercayaan seperti pada teroris fanatisme tapi kepercayaan juga memberikan banyak hal yang baik untuk peradaban meskipun hal ini terbatas pada kepercayaan tertentu yang sampai saat ini masih bisa bertahan termasuk juga ajaran The Secret. Namun The Secret masih berdasar karena manusia memang memiliki gelombang otak yang mampu membuat hal2 fenomenal terlaksana (and IMO, God is one of the result of those brainwaves effect when it did good).

Kepercayaan tentang hidup sesudah mati merupakan sebuah delusi yang luar biasa manjur untuk mengendalikan pikiran dan tindakan manusia yang takut akan kematian dan mencari jalan untuk melarikan diri dari kematian. Pada dasarnya manusia memiliki sifat untuk melakukan penyangkalan akan kebenaran. sama seperti ketidakpercayaan kalo u dapet nilai merah di ujian yang u udah belajar habis2an en u merasa lancar waktu ngerjain ujian itu. (pengalaman pribadi nih? wekekeke...) ;p

Manusia lebih mudah untuk mempercayai sesuatu yang menyenangkan meskipun di alam bawah sadarnya dia tahu kalau yang dia percaya itu cuma delusi. So, manusia akan lebih mudah percaya akan ilusi adanya kehidupan sesudah mati daripada kenyataan bahwa pada saat manusia mati maka dia akan membusuk dalam tanah dan hilang tanpa bekas. Sedangkan ketuhanan merupakan sebuah ilusi akan 'jaminan' bahwa semuanya akan berjalan dengan adil meskipun saat di dunia ini mereka akan hidup menderita namun mereka yakin bahwa ada sebuah kekuatan yang akan menyeimbangkan segalanya di 'dunia lain', the good will be rewarded and the bad will be punished, sounds good? Easier to believe right? or it would be easier if someone told you that everything is in this world, if you stay low, life will pass you by? I prefer to believe the first but I know that sometimes fate is so-so-very-very cruel to lots of us. like I always said 'not everyone can hold the weight of truth'. Accept painfull truth? or remain ignorant? I prefer the first.

'Bahasa biologis cinta? gejolak hormon.' -Ten Ryu
'Ignorance is a bliss' -Anonymous

Tidak ada komentar: