Kamis, 02 Oktober 2008

E-d-u... adieu!!!

Banyak banget guru2 di Indo yang dipekerjakan karena kemampuan akademis ato kesabarannya buat ngurus para murid lalu ada juga guru2 yang dipilih gara2 kepepet en gak ada orang lain sehingga ngajar seadanya, kaga peduli opini siswa en selalu merasa paling bener. Apakah pendidikan sekarang ini memang sudah jadi komoditi yang sepertinya layak ditinggalkan? O_O

Apakah yang disebut pendidikan berarti hanya membentuk 'kulit luar' saja seperti yang terjadi sekarang2 ini? Hanya mengasah kemampuan yang bisa diukur dengan angka saja sampai anak2 yang seharusnya bermain malah dipaksa untuk les ini-itu? Sepenting itukah angka di sebuah surat atau buku? What a messed up logic. Mungkinkah dengan mencetak prestasi akademis saja kita mampu bersaing? I don't think so. Parents! think twice about what they said about 'good education'!!

Those who never done 'wrong-doing' will never truly grasp the meaning of 'remorse'. Banyak anak nakal di sekolah yang kena D-O karena guru2 yang ada tidak mampu untuk membimbing dan memperbaiki jalan mereka. Setelah di D-O, apa yang terjadi? sebagian besar dari mereka kaga lagi punya masa depan dan dibuang masyarakat kalo ketemu orang yang salah mungkin malah jadi ancaman di masyarakat. Apakah cuma anak2 penurut yang boleh mendapat pendidikan lebih lanjut dan masa depan yang lebih baik? We need to correct this mistake right? Seandainya mereka jadi guru (sesudah tobat) mungkin bisa membawa dampak baik bagi siswanya seperti untuk tempat sharing dan tempat membawa nasihat. We can't ask what taste is salty to someone who haven't tasting salt right?

Mereka yang ditinggalkan guru sudah seperti pasien kanker yang ditinggalkan dokternya. Tidak ada lagi yang membina dan membimbing saat orang tua mencari nafkah? Pengakuan masyarakat terhadap gelar akademis telah membutakan kita atas apa yang paling penting. what a great pain in the a*s to rebuild the future from scratch and the old foundation is too deep by the way. T_T

"Cari sekolah yang bagus? cari aja sekolah yang sanggup bikin preman tobat." -Ten Ryu
"People like you are the reason students like them have no future!" -GTO

3 komentar:

Anonim mengatakan...

gelar akademis emang selalu jadi patokan dimana2. Terutama buat yang tinggal di kota besar kayak Jakarta ini. Kalau menurut saya kurangnya pendidikan ini yaitu sangat lemahnya penerapan reality oriented student dan sangat kuatnya teori pada pendidikan. Padahal teori itu cuma teori yang bisa sangat mudah dikritisi. Sayangnya hal itu kurang dapat perhatian pada sekolah.

Jabatan guru juga sepertinya sudah memiliki paradigma yang bergeser. Mereka yang jadi guru kebanyakan hanya gara2 kepepet. Semakin sedikit yang memang benar2 mau jadi guru. Akibatnya, mengajar pun mengajar yang seadanya. Alasannya karena gaji yang tidak cukup dan sebagainya, jadinya motivasi ngajar pun lemah. PR besar memang buat kembali membentuk image seorang guru yang berwibawa, berpengetahuan luas dan tidak hanya mengeerti secara teori saja. Apalagi guru2 ditingkatan SMP dan SMA di kota besar maupun di daerah.

Semoga bisa. Amin.

Aldo aka der Hund mengatakan...

imo,profesi guru di Indonesia sudah sangat di-underestimated dan under-qualified D:

let alone Sekolah Negeri,bahkan di sekolah swasta aja masih ada guru2 yang bisa dibilang kurang pengalaman bahkan kualifikasinya kurang memadai - bahkan muridnya mungkin lebih berpengetahuan luas dan lebih smart dr sang guru!DX
...n ini bahkan terjadi di SMA gw (SMAK1 BPK Penabur Jakarta,alah XD) - yang notabene KATANYA SIH salah satu sekolah terbaik di Jakarta D:

yang lebih parah dr guru yang kurang memadai ato kurang pengalaman adalah : gutu yang sebenernya smart, TAPI GA BISA NGAJAR.ato ga bisa menyampaikan materi dengan jelas kepada murid2nya D:
...yang adalah spesifikasi umum guru2 SMA gw dulu -.-

dan lagi,salah satu faktor yang PALING MENENTUKAN adalah : Gaji Guru yang sangat,amat rendah dan kesan profesi guru yang sangat diabaikan oleh pemerintah Indonesia D:

Ten Ryu mengatakan...

@ Johan> semoga doa anda tercapai. saia aminkan juga. :)

@ Aldo> wakakaka... memang begitu kenyataannya sih, banyak yang lebih smart dari gurunya, tapi gurunya kaga mau ngaku lebih di bawah murid, so mereka akan menggunakan sistem 'pake cara saia kalo gak mau saia salahkan'. Btw, apakah di tempat anda sekarang ada guru/dosen kayak gitu?

One of things that concerns me: School these days can't support the next generation for the future anymore while that means bleak future ahead of them.

Student's action determine the school repute but the school repute does not determine their quality.