udah 2 taun blog ini engga saya sentuh. tapi entah kenapa balik lagi kemari :)
2 tahun saia kerja dan kehilangan dalam 2 tahun itu pula rasanya saya kehilangan sesuatu yang berharga: kesempatan untuk berekspresi. Di tempat kerja, saya tidak bisa berekspresi, semuanya formal, no room for an act that scream "THIS IS ME!!" out loud.
Well, just like in the previous posts... everything comes with a price. Semua yang ten ryu liat dan dengar menjadi sebuah pengalaman yang memiliki makna entah itu baik dan buruk. Tapi seperti yang sudah ten ryu putuskan sejak dulu, saia ga mau hidup saya dikendalikan oleh uang! seandainya bisa teriak kayak begitu tanpa dilihat orang yang langsung menatap dengan tatapan yang mengatakan "sarap kali tuh orang" xD
Speaking of unheard scream, udah pada dengar tentang Occupy Wallstreet? gerakan di amerika yang menjadi percikan api di lumbung padi *halah bahasanya* sampe ke Indonesia dan terciptalah "Occupy Indonesia". Sebuah gerakan yang dimotori oleh orang-orang yang mencari dan ingin membagikan arti sebenarnya dari kata "kebebasan, persamaan, keadilan dan kebenaran". kalau di Indonesia mungkin lebih tepat jika dikatakan bahwa gerakan ini dibuat untuk mengingatkan bangsa Indonesia bahwa Pancasila bukan sekadar kata yang menjadi dasar negara, tapi Pancasila adalah sebuah perspektif. Sebuah sudut pandang yang telah dirumuskan oleh pendahulu kita yang mungkin sekarang menangis di alam kubur karena bangsa yang dicintainya terpengaruh sedemikian besar oleh kapitalisme.
Anyway, back to occupy movement; kalo merasa gerakan ini ga keliatan sama sekali itu wajar. sebab ten ryu yakin jika gerakan ini dan tujuannya diketahui banyak orang, maka gerakan ini akan jadi gerakan yang sangat menakutkan bagi kalangan petinggi korup, para gila kekuasaan dan para kapitalis yang tidak berperikemanusiaan. Tapi sayangnya gerakan ini tidak terdengar karena sepertinya ditutup-tutupi oleh media. Well, if ten ryu's a reporter I will DEFINITELY report this and make my own newspaper hahaha...
for more information about what is occupy, you might find this video answer your question. :)
http://www.youtube.com/watch?v=Rfs4CemfdgU (sayangnya bahasa inggris... coba ada yang bahasa indonesia) >.<
"a short writting, a warm up before the big one." - Me :)
Kamis, 15 Desember 2011
Sabtu, 28 Maret 2009
Wrong Allocation
Salah alokasi dana. Mungkin ini adalah salah satu dari alasan mengapa negara kita ga pernah kaya2. Salah satu dari kesalahan alokasi dana ini adalah... pesta demokrasi a.k.a. PEMILU.
Banyak partai yang menggunakan televisi sebagai sarana kampanye (yang menghabiskan ratusan juta rupiah) benar2 buang2 uang, mending digunakan untuk memberi pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, banyak juga caleg sableng yang melakukan hal2 aneh untuk kampanye seperti ada yang cosplay, bikin2 poster aneh dll. hampir semuanya buang2 uang, kecuali beberapa caleg yang menggelar acara seperti pengobatan gratis, bagi2 sembako, dll meski dengan tujuannya sendiri, paling tidak caleg seperti ini masih memberikan sumbangan bagi masyarakat (toh kalo udah jadi caleg banyak yang bolos rapat juga LOL).
Kalo Ten Ryu gak salah, alokasi dana untuk pemilu ini lebih dari Rp. 10 Triliun!! bayangin apa yang bisa dicapai dengan duid segitu banyak: bayar utang (penting! jangan biarkan generasi berikutnya nanggung hutang!!), bikin lapangan pekerjaan (banyak yang di PHK!!) dan masih banyak lagi yang kelaparan. Apa negara kita masih punya kemampuan untuk melakukan 'pesta' seperti ini? I don't think so.
Btw, Ten Ryu agak bingung dengan banyaknya artis2 yang ikut2an jadi caleg (dan dengan cueknya saia mengatakan kalo mayoritas adalah artis2 yang sudah agak tenggelam). Apakah fenomena ini terjadi karena pikiran 'daripada ga ada kerjaan'? Ten Ryu juga kesel sama caleg2 yang mengundurkan diri gara2 keterima jadi PNS. Bener2 kacau nih negara. T_T
Banyak partai yang menggunakan televisi sebagai sarana kampanye (yang menghabiskan ratusan juta rupiah) benar2 buang2 uang, mending digunakan untuk memberi pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, banyak juga caleg sableng yang melakukan hal2 aneh untuk kampanye seperti ada yang cosplay, bikin2 poster aneh dll. hampir semuanya buang2 uang, kecuali beberapa caleg yang menggelar acara seperti pengobatan gratis, bagi2 sembako, dll meski dengan tujuannya sendiri, paling tidak caleg seperti ini masih memberikan sumbangan bagi masyarakat (toh kalo udah jadi caleg banyak yang bolos rapat juga LOL).
Kalo Ten Ryu gak salah, alokasi dana untuk pemilu ini lebih dari Rp. 10 Triliun!! bayangin apa yang bisa dicapai dengan duid segitu banyak: bayar utang (penting! jangan biarkan generasi berikutnya nanggung hutang!!), bikin lapangan pekerjaan (banyak yang di PHK!!) dan masih banyak lagi yang kelaparan. Apa negara kita masih punya kemampuan untuk melakukan 'pesta' seperti ini? I don't think so.
Btw, Ten Ryu agak bingung dengan banyaknya artis2 yang ikut2an jadi caleg (dan dengan cueknya saia mengatakan kalo mayoritas adalah artis2 yang sudah agak tenggelam). Apakah fenomena ini terjadi karena pikiran 'daripada ga ada kerjaan'? Ten Ryu juga kesel sama caleg2 yang mengundurkan diri gara2 keterima jadi PNS. Bener2 kacau nih negara. T_T
Kamis, 26 Maret 2009
Your Choice?
Dari banyak hal yang ingin dikendalikan oleh manusia, mungkin waktu adalah hal yang paling spesial. Jika seorang manusia menguasai waktu, mungkin orang itu akan berpikir untuk memberikan waktunya untuk keluarga ataupun dirinya sendiri. Namun sekalipun manusia bisa mengendalikan waktu, hal ini mungkin tidak berarti banyak jika orang itu tidak memiliki niat memberikan waktu. *berpose ala patung 'The Thinker'*
Simpelnya sih seperti kebanyakan orang tua yang jadi kurang memperhatikan anak karena pekerjaannya yang konon nantinya adalah warisan bagi si anak. Solution? Just allocate the time and do it. Simple, not complicated at all. But to do this, you'll need the resolve to DO it and that is not so simple.
To give in for temptation when enduring it could give you the dreams... Ironic huh? yes. That's what make humans interesting. But not everyone like that... which makes human more of a great object of observation mwahahaha... *evil laugh*
Tapi seperti hampir segala masalah manusia di dunia ini semuanya membutuhkan kompensasi yang seimbang dan yang tidak kalah penting: pilihan. Jika kita menginginkan waktu untuk keluarga, maka kita harus memilih mengorbankan waktu untuk bekerja, sementara kalo kita memilih untuk mengorbankan waktu untuk keluarga, kita bisa memiliki banyak waktu untuk bekerja. Equal trade works _most of the time_ in this aspect of life.
so folks! You know that you control your own life, it is up to you to decide for yourself whether you will take a happiness that familiar or a different one and a different one is not necessarily a better one. Just remember: carefull for what you wish for, for you may get it one day. ^^
"You can control time but still not feel enough, at least until you give yourself time" -Ten Ryu
Simpelnya sih seperti kebanyakan orang tua yang jadi kurang memperhatikan anak karena pekerjaannya yang konon nantinya adalah warisan bagi si anak. Solution? Just allocate the time and do it. Simple, not complicated at all. But to do this, you'll need the resolve to DO it and that is not so simple.
To give in for temptation when enduring it could give you the dreams... Ironic huh? yes. That's what make humans interesting. But not everyone like that... which makes human more of a great object of observation mwahahaha... *evil laugh*
Tapi seperti hampir segala masalah manusia di dunia ini semuanya membutuhkan kompensasi yang seimbang dan yang tidak kalah penting: pilihan. Jika kita menginginkan waktu untuk keluarga, maka kita harus memilih mengorbankan waktu untuk bekerja, sementara kalo kita memilih untuk mengorbankan waktu untuk keluarga, kita bisa memiliki banyak waktu untuk bekerja. Equal trade works _most of the time_ in this aspect of life.
so folks! You know that you control your own life, it is up to you to decide for yourself whether you will take a happiness that familiar or a different one and a different one is not necessarily a better one. Just remember: carefull for what you wish for, for you may get it one day. ^^
"You can control time but still not feel enough, at least until you give yourself time" -Ten Ryu
Selasa, 24 Februari 2009
House, Home and Homey
Dalam padanan kata bahasa Indonesia house dan home memiliki arti yang sama yaitu kata 'rumah'. Namun meskipun keduanya memiliki arti 'rumah' namun keduanya memiliki makna yang sangat berbeda. Well, idealnya sih jika seseorang memiliki rumah seharusnya dia memiliki keduanya berhubung tidak ada perbedaan artian dalam bahasa kita namun masalahnya kebanyakan orang yang punya house yang megah malah tidak memiliki home how ironic... seumpama punya dompet tapi gak punya uang. *ngakak sambil guling2*
Ten Ryu mungkin salah satu dari banyak orang yang lebih menginginkan keberadaan home ketimbang house (meskipun saia akan pastikan untuk punya 2-2nya nanti wakakaka). Banyak orang ber-house megah malah tidak merasa memiliki home karena pada saat dia sampai di house dia tidak merasa berada di home-nya berhubung ada 'sesuatu' yang membuat house itu tidak mampu menjadi home bagi orang itu. Ada juga orang2 yang tidak memiliki house tapi bisa mengatakan sebuah komunitas sebagai home-nya peribahasanya sih 'makan gak makan asal kumpul!' wekekeke... So, apa sih home itu sebenarnya? mengapa home lebih penting daripada house? *mikir*
Home adalah sebuah tempat untuk pulang (a place to return to) berbeda dengan house yang mengacu pada bangunan fisiknya. Home juga tidak harus memiliki wujud. Menurut Ten Ryu, Home is where your heart reside not place where you spent most of your time but a place where you can say that 'I belong here'. Banyak rumah jaman sekarang tidak membuat yang tinggal di dalamnya merasa diterima dan kehilangan nilainya untuk menjadi sebuah home buktinya? banyak orang stress sampe bunuh diri, anak2 salah pergaulan dan banyak keluarga yang tidak harmonis.
Sebuah home PASTI akan memberikan perasaan yang comfy meskipun kita sedang dilanda masalah karena pastinya di sana ada 'orang rumah' (sebut aja 'homey' biar gampang hehe...) yang akan membantu kita jika ada masalah atau paling engga sih jadi temen curhat ato ngobrol gituh... *duh malah curhat* (this blog is my home then? O_o) <-kumat ngaconya
Banyak orang di dunia ini yang ketika sedang stress dan baru sampai di house mereka dan mereka akan TAMBAH stress karena di house mereka tidak ada homey yang mengcomfort mereka. Memang seharusnya keluarga menjadi homey primer namun biasanya kasusnya tidak sesederhana itu misal aja:
Case #1: seorang anak yang lagi bete en kesel abis dimarahin guru karena dapet nilai jelek pas sampe di rumah malah ditambahin omelan dari nyokapnya karena hal yang sama. Ato seorang bapak yang capek pulang kerja tapi di rumah pada lagi ribut2 gak penting sampe akhirnya si bapak gak bisa istirahat... Wew... familiar? Keluarga yang seharusnya menjadi homey malah bikin tambah rusuh suasana hati... AAAAAARRRGGGHH!!! Banyak sekali orang yang tidak bisa menjadi homey bagi keluarganya karena mereka tidak mau menerima apa adanya. -> alhasil banyak orang tertekan di rumah. This is sad... >_<
Case #2: seorang anak yang menjadi juara kelas namun ketika sampai di rumah ia malah bete karena bonyoknya lagi kerja. Memang sih hasil kerjanya untuk si anak (hopefully), tapi rasa bangga itu kayak roti: kalo kelamaan bisa jamuran en malah bikin keracunan. Homey yang seharusnya bisa menjadi tempat berbagi rasa bangga malah bikin rasa bangga berubah jadi rasa kesepian... ->gak heran banyak anak rusak pergaulannya >_<
Banyak orang yang punya home tapi tidak punya house dan banyak juga orang yang punya house tapi gak punya home. To the young 'uns... build a house which you can call home and try to be a homey to the people closest to you OK? ^_^
'Your home is where you keep your treasure of lifetime' -Ten Ryu
'My home is between your arm' -Ten Ryu (I wish I can say this to my wife someday wkwkwkwk...)
'The main characteristic of one's home is the smile of happiness in one's lips' -Ten Ryu
'I wish the time will come when I receive a true 'okaerinasai' as a reply for my 'tadaima'' -Ten Ryu
Ten Ryu mungkin salah satu dari banyak orang yang lebih menginginkan keberadaan home ketimbang house (meskipun saia akan pastikan untuk punya 2-2nya nanti wakakaka). Banyak orang ber-house megah malah tidak merasa memiliki home karena pada saat dia sampai di house dia tidak merasa berada di home-nya berhubung ada 'sesuatu' yang membuat house itu tidak mampu menjadi home bagi orang itu. Ada juga orang2 yang tidak memiliki house tapi bisa mengatakan sebuah komunitas sebagai home-nya peribahasanya sih 'makan gak makan asal kumpul!' wekekeke... So, apa sih home itu sebenarnya? mengapa home lebih penting daripada house? *mikir*
Home adalah sebuah tempat untuk pulang (a place to return to) berbeda dengan house yang mengacu pada bangunan fisiknya. Home juga tidak harus memiliki wujud. Menurut Ten Ryu, Home is where your heart reside not place where you spent most of your time but a place where you can say that 'I belong here'. Banyak rumah jaman sekarang tidak membuat yang tinggal di dalamnya merasa diterima dan kehilangan nilainya untuk menjadi sebuah home buktinya? banyak orang stress sampe bunuh diri, anak2 salah pergaulan dan banyak keluarga yang tidak harmonis.
Sebuah home PASTI akan memberikan perasaan yang comfy meskipun kita sedang dilanda masalah karena pastinya di sana ada 'orang rumah' (sebut aja 'homey' biar gampang hehe...) yang akan membantu kita jika ada masalah atau paling engga sih jadi temen curhat ato ngobrol gituh... *duh malah curhat* (this blog is my home then? O_o) <-kumat ngaconya
Banyak orang di dunia ini yang ketika sedang stress dan baru sampai di house mereka dan mereka akan TAMBAH stress karena di house mereka tidak ada homey yang mengcomfort mereka. Memang seharusnya keluarga menjadi homey primer namun biasanya kasusnya tidak sesederhana itu misal aja:
Case #1: seorang anak yang lagi bete en kesel abis dimarahin guru karena dapet nilai jelek pas sampe di rumah malah ditambahin omelan dari nyokapnya karena hal yang sama. Ato seorang bapak yang capek pulang kerja tapi di rumah pada lagi ribut2 gak penting sampe akhirnya si bapak gak bisa istirahat... Wew... familiar? Keluarga yang seharusnya menjadi homey malah bikin tambah rusuh suasana hati... AAAAAARRRGGGHH!!! Banyak sekali orang yang tidak bisa menjadi homey bagi keluarganya karena mereka tidak mau menerima apa adanya. -> alhasil banyak orang tertekan di rumah. This is sad... >_<
Case #2: seorang anak yang menjadi juara kelas namun ketika sampai di rumah ia malah bete karena bonyoknya lagi kerja. Memang sih hasil kerjanya untuk si anak (hopefully), tapi rasa bangga itu kayak roti: kalo kelamaan bisa jamuran en malah bikin keracunan. Homey yang seharusnya bisa menjadi tempat berbagi rasa bangga malah bikin rasa bangga berubah jadi rasa kesepian... ->gak heran banyak anak rusak pergaulannya >_<
Banyak orang yang punya home tapi tidak punya house dan banyak juga orang yang punya house tapi gak punya home. To the young 'uns... build a house which you can call home and try to be a homey to the people closest to you OK? ^_^
'Your home is where you keep your treasure of lifetime' -Ten Ryu
'My home is between your arm' -Ten Ryu (I wish I can say this to my wife someday wkwkwkwk...)
'The main characteristic of one's home is the smile of happiness in one's lips' -Ten Ryu
'I wish the time will come when I receive a true 'okaerinasai' as a reply for my 'tadaima'' -Ten Ryu
Senin, 09 Februari 2009
End of Battle
Wew... sidang sudah selesai barusan dan saia dapet nilai B dari dosen yang konon memiliki predikat 'seram' waktu nyidang. Well, akhirnya pertarungan selesai dan saia lulus. *pose kemenangan*
Should I be happy? proud? excited? or should I feel differently? yet, I felt nothing. I felt nothing at the end of it (di luar fakta kalo Ten Ryu senang dapet nilai B sih... but it can only make me happy less than an hour until it run dry when I arrived at home... >_<) tapi hal yang besar di sini adalah saia sudah lulus sidang tapi mengapa tidak ada rasa apapun dalam diri saia? Not even a glimpse of satisfaction... T_T
The same thing happened when I just graduated from high school, felt nothing but loneliness 'coz it means separation from the usual friends. Did I miss something? Then what the hell is so special about that? self improvement? nope! or is it for the ego? nope! All of them feel great when they finish their study, but why not me? I can feel happier when listening to a music for heaven sake!! Argh... it makes me go nuts!! >_<
"I felt afraid when this project is over and so our relationship is too" -Ten Ryu
Should I be happy? proud? excited? or should I feel differently? yet, I felt nothing. I felt nothing at the end of it (di luar fakta kalo Ten Ryu senang dapet nilai B sih... but it can only make me happy less than an hour until it run dry when I arrived at home... >_<) tapi hal yang besar di sini adalah saia sudah lulus sidang tapi mengapa tidak ada rasa apapun dalam diri saia? Not even a glimpse of satisfaction... T_T
The same thing happened when I just graduated from high school, felt nothing but loneliness 'coz it means separation from the usual friends. Did I miss something? Then what the hell is so special about that? self improvement? nope! or is it for the ego? nope! All of them feel great when they finish their study, but why not me? I can feel happier when listening to a music for heaven sake!! Argh... it makes me go nuts!! >_<
"I felt afraid when this project is over and so our relationship is too" -Ten Ryu
Rabu, 04 Februari 2009
Kind of jobs...
Belakangan ini Ten Ryu agak terlalu sering menghabiskan waktunya di depan skripsi dan Nintendo DSnya berhubung hanya DSnya ajah yang bisa jadi pelipur lara dikala stress. Di kesempatan itu, Ten Ryu main Trauma Centre 2, en Phoenix Wright series. Dengan membandingkan game tersebut dalam kehidupan nyata dan bidang pekerjaan yang Ten Ryu kerjakan (alah... skripsi doang...) ada sebuah perbedaan yang mencolok dalam aspek tujuan. Perbedaan tujuan ini bisa disimpulkan menjadi tujuan untuk mempermudah keadaan dan tujuan untuk mengubah keadaan.
Dengan bidang Ten Ryu yang sekarang ini, Ten Ryu hanya bisa mengubah sesuatu yang sulit menjadi lebih mudah. Misal saja orang 2 yang dulu mengetik menggunakan mesin tik sekarang bisa menggunakan PC atau bermain permainan 2 orang dimana orang kedua digantikan oleh komputer. All I can do is to make it easier tapi jika gagal atau terjadi kesalahan maka Ten Ryu mungkin hanya akan kehilangan reputasi, kepercayaan dan mengalami kerugian but that's all. A relatively light burden eh?
Tapi pekerjaan seperti Dokter dan pengacara atau pekerjaan sejenisnya, mereka mendapat tanggung jawab yang lebih besar daripada sekedar kerugian dan reputasi. Mereka mendapat tanggung jawab untuk mengubah hidup orang lain dan memperbaikinya. Misal saja dokter yang harus melakukan operasi, salah sedikit saja orang tersebut jadi cacat atau nyawa orang yang dioperasi bisa melayang. Kalo pengacara tentu saja, orang yang seharusnya tidak bersalah bisa dihukum oleh perbuatan yang tidak dilakukannya ataupun bisa membebaskan orang yang pantas dihukum (which is bad). Kedua pekerjaan ini memberikan tanggung jawab yang besar, jauh lebih besar daripada sekedar kerugian dan reputasi yaitu hati nurani dan masa depan orang lain. It is heavier than we might ever think.. >_<
well... if you want to pick a profession, don't forget to consider the responsibility and your own capacity as a human. but no matter what profession you pick, be a good one and never forget your true objective. :)
"Rich people blinded by money easily, usually their family is happier even when they still in poverty" -Ten Ryu
Dengan bidang Ten Ryu yang sekarang ini, Ten Ryu hanya bisa mengubah sesuatu yang sulit menjadi lebih mudah. Misal saja orang 2 yang dulu mengetik menggunakan mesin tik sekarang bisa menggunakan PC atau bermain permainan 2 orang dimana orang kedua digantikan oleh komputer. All I can do is to make it easier tapi jika gagal atau terjadi kesalahan maka Ten Ryu mungkin hanya akan kehilangan reputasi, kepercayaan dan mengalami kerugian but that's all. A relatively light burden eh?
Tapi pekerjaan seperti Dokter dan pengacara atau pekerjaan sejenisnya, mereka mendapat tanggung jawab yang lebih besar daripada sekedar kerugian dan reputasi. Mereka mendapat tanggung jawab untuk mengubah hidup orang lain dan memperbaikinya. Misal saja dokter yang harus melakukan operasi, salah sedikit saja orang tersebut jadi cacat atau nyawa orang yang dioperasi bisa melayang. Kalo pengacara tentu saja, orang yang seharusnya tidak bersalah bisa dihukum oleh perbuatan yang tidak dilakukannya ataupun bisa membebaskan orang yang pantas dihukum (which is bad). Kedua pekerjaan ini memberikan tanggung jawab yang besar, jauh lebih besar daripada sekedar kerugian dan reputasi yaitu hati nurani dan masa depan orang lain. It is heavier than we might ever think.. >_<
well... if you want to pick a profession, don't forget to consider the responsibility and your own capacity as a human. but no matter what profession you pick, be a good one and never forget your true objective. :)
"Rich people blinded by money easily, usually their family is happier even when they still in poverty" -Ten Ryu
Rusuh!!
How will this world will turn out? Permasalahan di Timur Tengah dimulai lagi, alasan? Hamas meroket Israel duluan. Kematian anggota DPRD di SumUt, alasan? Politik SARA. what next? I hope the next one is peace. *mengkhayal berlebihan*
Dalam kasus Timur Tengah, Ten Ryu sampe agak bete juga ngedenger soal Hamas yang cenderung tidak tahu posisi (Bah, udah gencatan senjata tapi malah ngeroket lagi!) dan Israel yang cenderung terlalu keras sampe nyerang ke sekolah2 sampe korban kaum sipil khususnya anak2 jatuh banyak. (Watch where you aim pal!!)
Is it because of teritory problem? Or is it race? Really, I want to know about the brain of those people. Apakah karena yang hilang ketika membunuh adalah nyawa orang lain sehingga manusia bisa membunuh semudah itu? ataukah mereka tidak berpikir kalau yang mereka bunuh adalah manusia juga? I amazed by humans while sometimes they could become gentle to each other but yet, they could kill other humans like killing a bug even though the prey is their own family.
Ten Ryu sering berpikir apa yang akan para pembunuh lakukan jika suatu waktu mereka akan dibunuh oleh orang lain. Apakah mereka akan memohon ampun? apakah mereka akan memohon agar tidak dibunuh? dan apa yang akan terlintas di kepala mereka ketika melakukannya... apakah mereka akan menghargai nyawa jika setelah itu mereka selamat? ataukah mereka akan menganggap nyawa hanyalah sesuatu yang bisa diambil dengan menekan pelatuk pistol? it's still a mystery...
Lain lagi dengan berita di SumUt: Ten Ryu berpikir bahwa di negara yang para penduduknya seperti anak2 SD ini, kita belum mampu untuk berdemokrasi. Cara terbaik untuk menyelesaikan masalah ini adalah meniadakan DPR-MPR bersama dengan kursi kepresidenan untuk diganti dengan sebuah dewan kerakyatan yang berisi para penyalur aspirasi terpilih yang dalam hal ini mungkin bisa diisi oleh orang2 yang telah dicalonkan sebagai Presiden. (I remember the Romans before Julius Caesar era)
Para calon presiden ini seharusnya bisa merendahkan diri untuk bekerjasama memperbaiki nasib rakyat daripada saling serang. Dengan pembuatan dewan yang terdiri dari orang2 yang bersaing, mereka diharuskan bisa bekerjasama sementara masing2 mereka juga bisa saling mengawasi. Untuk perwakilan daerah tidak ditunjuk rakyat (berhubung politiknya hampir pasti kotor dan korup) tapi ditunjuk dari pusat dan sekali lagi tidak satu orang tetapi dalam sebuah tim yang masing2 anggotanya dapat saling mengawasi. Tentu saja semuanya dilaksanakan dengan transparan dan terbuka sehingga jika ada opini yang muncul bisa diperhatikan (meski mungkin akan ada unsur keterpaksaan wakakaka...). Last thing: Tindakan anarkis TIDAK AKAN DITOLERIR. well, That's all my thought for this country political and constitution solution. :D
"One with absolute power, corrupt absolutely" -Anonymous
Dalam kasus Timur Tengah, Ten Ryu sampe agak bete juga ngedenger soal Hamas yang cenderung tidak tahu posisi (Bah, udah gencatan senjata tapi malah ngeroket lagi!) dan Israel yang cenderung terlalu keras sampe nyerang ke sekolah2 sampe korban kaum sipil khususnya anak2 jatuh banyak. (Watch where you aim pal!!)
Is it because of teritory problem? Or is it race? Really, I want to know about the brain of those people. Apakah karena yang hilang ketika membunuh adalah nyawa orang lain sehingga manusia bisa membunuh semudah itu? ataukah mereka tidak berpikir kalau yang mereka bunuh adalah manusia juga? I amazed by humans while sometimes they could become gentle to each other but yet, they could kill other humans like killing a bug even though the prey is their own family.
Ten Ryu sering berpikir apa yang akan para pembunuh lakukan jika suatu waktu mereka akan dibunuh oleh orang lain. Apakah mereka akan memohon ampun? apakah mereka akan memohon agar tidak dibunuh? dan apa yang akan terlintas di kepala mereka ketika melakukannya... apakah mereka akan menghargai nyawa jika setelah itu mereka selamat? ataukah mereka akan menganggap nyawa hanyalah sesuatu yang bisa diambil dengan menekan pelatuk pistol? it's still a mystery...
Lain lagi dengan berita di SumUt: Ten Ryu berpikir bahwa di negara yang para penduduknya seperti anak2 SD ini, kita belum mampu untuk berdemokrasi. Cara terbaik untuk menyelesaikan masalah ini adalah meniadakan DPR-MPR bersama dengan kursi kepresidenan untuk diganti dengan sebuah dewan kerakyatan yang berisi para penyalur aspirasi terpilih yang dalam hal ini mungkin bisa diisi oleh orang2 yang telah dicalonkan sebagai Presiden. (I remember the Romans before Julius Caesar era)
Para calon presiden ini seharusnya bisa merendahkan diri untuk bekerjasama memperbaiki nasib rakyat daripada saling serang. Dengan pembuatan dewan yang terdiri dari orang2 yang bersaing, mereka diharuskan bisa bekerjasama sementara masing2 mereka juga bisa saling mengawasi. Untuk perwakilan daerah tidak ditunjuk rakyat (berhubung politiknya hampir pasti kotor dan korup) tapi ditunjuk dari pusat dan sekali lagi tidak satu orang tetapi dalam sebuah tim yang masing2 anggotanya dapat saling mengawasi. Tentu saja semuanya dilaksanakan dengan transparan dan terbuka sehingga jika ada opini yang muncul bisa diperhatikan (meski mungkin akan ada unsur keterpaksaan wakakaka...). Last thing: Tindakan anarkis TIDAK AKAN DITOLERIR. well, That's all my thought for this country political and constitution solution. :D
"One with absolute power, corrupt absolutely" -Anonymous
Langganan:
Postingan (Atom)